Al-Maghfurlah Al-Arif Billah Hadrotus Syeih Ali Wafa Muharror Qs atau masyarakat Madura sering menyebutnya Kyai Ali Wafa dari wilayah Ambunten Sumenep, beliau diangkat menjadi mursyid silsilah ke-44 tarekat naqsyabandiyah Ahmadiyah Mudzhariyah oleh Syeikh Ahmad Khudzaifah atau sering dipanggil Kyai Haji Mahfud (dari Sumber Papan Pamekasan). Konon, beliau diangkat sebagai mursyid, tiga hari sebelum wafatnya gurunya tersebut.
Hadrotus Syeikh Abdul Wahid Khudzaifah Qs (sering dipanggil Kyai Wahid) merupakan salah satu murid beliau, pernah bercerita kepada putranya*, sering ketika sowan ke kediamannya Syeikh Ali Wafa Qs. di Ambunten Sumenep (karena pada sa’at itu beliau sebagai Guru Mursyidnya). Syeikh Ali Wafa Qs. Kadang bertanya mengenai suatu persoalan hukum dalam agama kepada muridnya tersebut, seraya berkata: “Kyai Wahid, sungguh saya ini bodoh”.
Suatu ketika dalam perjalanan pulang menuju Gersempal, diatas kendaraan Syeikh Abdul Wahid Khudzaifah Qs bergumam kepada putranya, “Bagaimana Kyai Ali Wafa ini, masak masih tanya masalah hukum seperti itu ke saya? Betul-betul beliau itu tidak pernah bisa lepas dari sikap tawaddu’ nya”.
Hadrotus Syeikh Abdul Wahid Khudzaifah Qs. merupakan salah satu murid kesayangan Hadrotus Syeikh Ali Wafa Muharror Qs, diceritakan bahwa ketika Hadrotus Syeikh Abdul Wahid Khudzaifah Qs. bersama jama’ah (Ikhwan Thoriqoh) dari Desa Gersempal Omben Sampang mau sowan ke Ambunten Sumenep ke kediaman beliau. Pada hari itu juga, sebelum kedatangan Kyai Wahid dan rombongan, Syeikh Ali Wafa memerintahkan kepada santri-santrinya untuk menyiapkan tempat dengan alas yang bagus, dan menyembelih kambing serta menyediakan hidangan seraya berkata:” Ayo cepat siapkan tempat dan hidangan, karena lora (Kyai muda, ed) akan datang”. Santri-santri tersebut menuruti perintah Syeikh Ali Wafa Qs. tanpa bertanya lagi walaupun dalam benak mereka bertanya-tanya, siapa sebenarnya tamu lora yang dimaksud oleh beliau. Padahal saat itu belum ada alat komunikasi yang canggih seperti telepon / handphone, akan tetapi Syeikh Ali Wafa Qs. telah mengetahui bahwa muridnya tersebut dalam perjalanan dan akan sowan menemuinya. Sehingga ketika Kyai Wahid dan rombongan telah sampai ke kediaman Syeikh Ali wafa di Ambunten, mereka para santri akhirnya tahu bahwa lora yang dimaksud adalah Kyai Wahid.
Hadrotus Syeikh Ali Wafa Qs. mengangkat tujuh Kholifah pengganti beliau sebagai Mursyid Thoriqoh Naqsyabandiyah Ahmadiyah Mudzhariyyah, salah satunya ialah Hadrtotus Syeikh Abdul Wahid Khudzaifah dari Desa Gersempal Kecamatan Omben Sampang, dimana peristiwa pengangkatan itu terjadi tepatnya pada jum’at Ba’da Sholat Shubuh tanggal 13 Maret 1964 M atau 28 Syawwal 1383 H, di awali dengan kalimat Baya’tuka dan catatan tertulis (Bil Kitabah), salah satu saksi pada peristiwa tersebut adalah Kyai Abdul Kholiq atau Kyai Ali Hisyam putra dari Kyai Ali Wafa (abahnya Kyai Unais Ali Hisyam Ambunten Sumenep). Kemudian diumumkan langsung kepada para Ikhwan Thoriqoh yang sedang berkumpul (Ikhwan= sebutan untuk jama’ah / pengamal thoriqoh dalam tarekat Naqsyabandiyah). Pada hari tersebut peristiwa penting terjadi bagi sejarah perjalanan Tarekat Naqsyabandiyah Ahmadiyah Mudzhariyah, yang sekarang banyak berkembang pesat di Jawa Timur dan beberapa wilayah Indonesia).
اللهم اجعلنا من المحسوبين عليهم ومن المنسوبين اليهم ووفقنا لما تحبه وترضاه ياارحم الراحمين
*Seperti yang diceritakan oleh Hadrotul Murobby Hadrotus Syeikh KH. Ahmad Ja’far Abd. Wahid Khudzaifah Qs (Pengasuh PP. Darul Ulum II Al-Wahidiyah Gersempal Omben Sampang).